DuuDoxeek82MOCmc98xdi89lHUhYNPeEcNhBHoUk
Bookmark

(2) Tsulasi Mazid Biharfaini (2 huruf)


2. Tsulasi Mazid Biharfaini (2 huruf)

Tsulasi Mazid Biharfaini (2 huruf) adalah setiap kalimat yang terdiri dari tiga huruf asli dan ketambahan dengan dua huruf ziyadah. Dan Tsulasi Mazid Biharfaini disebut juga fi’il Khumasi karena total semua huruf ada 5 huruf. Tsulasi Mazid Biharfaini memiliki 5 pola wazan, yaitu :

1. Tafaa’ala – yatafaa’alu ( تَفَاعَلَ - يَتَفَاعَلُ )

2. Tafa’ala – yatafa’alu ( تَفَعَّلَ - يَتَفَعَّلُ )

3. Ifta’ala – yafta’ilu (  إِفْتَعَلَ - يَفْتَعِلُ)

4. Infa’ala – yanfa’ilu ( إِنْفَعَلَ - يَنْفَعِلُ )

5. If’alla – yaf’allu ( إِفْعَلَّ - يَفْعَلُّ )


Tsulasi Mazid Biharfaini (2 huruf)

1. Tafaa’ala – yatafaa’alu ( تَفَاعَلَ - يَتَفَاعَلُ )

Pada pembahasan yang pertama ini di bab Tsulasi Mazid Biharfaini (2 huruf) adalah wazan Tafaa’ala – yatafaa’alu ( تَفَاعَلَ - يَتَفَاعَلُ ). Tandanya adalah dengan tertambahnya ta (ت  ) di awal kata dan alif ( ا ) setelah fa. 

Diantara faidah yang dapat kita ambil dalam wazan Tafaa’ala – yatafaa’alu ( تَفَاعَلَ - يَتَفَاعَلُ ) adalah sebagi berikut :

a. للمُشَارَكَة بين الإثْنَيْن فَأكثر

Contoh:  تَصَالَحَ الْقَوْمُ   “Kaum itu saling berdamai”

  ضَرَبَ زيدٌ عمرًا = ضارَبَ زيدٌ عمرًا =  تَضَارَبَ زيدٌ وعمروٌ.

b. لإظْهارِ ما ليسَ في الواقِع  (Menampakkan sesuatu yang tidak sebenarnya)

Contoh:  تَمَارَضَ زيدٌ   “Zaid pura-pura sakit”

c. للوُقُوْعِ , تَدْرِيْجًا  (Terjadi secara berangsur-angsur)

Contoh:  تَوَارَدَ الْقَوْمُ   “Kaum itu telah berdatangan”

d. لِتأْديّة معنى المُجَرَّد  (Mendatangkan makna mujarrod)

Contoh:  تَعَالَى اللّهُ   “Allah Maha Tinggi”

تَعَالَى  sama artinya an عَلاً (tinggi).deng

e.  “للمُطاوَعَة  "فَاعَلَ

Contoh:  بَاعَدْتُهُ فَتَبَاعَدَ   “Aku jauhkan dia, maka dia menjadi jauh”

ومعنى المطاوعة حصول الاَثَرِ مِن فعلٍ الى فعلٍ اَخَر يُلاقيْه اشْتِقاقًا

“Arti muthowa’ah adalah hasilnya bekas dari satu pelaku pekerjaan kepada pelaku pekerjaan yang lain, yang sama asal tercetaknya”


2. Tafa’ala – yatafa’alu ( تَفَعَّلَ - يَتَفَعَّلُ )

Pada pembahasan yang ke dua ini di bab Tsulasi Mazid Biharfaini (2 huruf) adalah wazan Tafa’ala – yatafa’alu ( تَفَعَّلَ – يَتَفَعَّلُ ). Tandanya adalah dengan tertambahnya ta (ت  ) di awal kata dan tad’if ( ّ ) di ‘ain. 

Diantara faidah yang dapat kita ambil dalam wazan Tafa’ala – yatafa’alu ( تَفَعَّلَ – يَتَفَعَّلُ ) adalah sebagi berikut :

a. لِمُطاوَعَة "فَعَّلَ"

Contoh:  كَسَّرْتُ الزُّجَاجَ فَتَكَسَّرَ    “Aku pecahkan kaca itu, maka kaca itu menjadi pecah”

b. للتَّكْليْف (Penekanan makna)

وهو معاناة الفاعلِ الفعلَ لِيَحْصُلَ

“Maksudnya adalah fa’il (pelaku) berusaha dengan keras dalam melakukan perbuatan agar dapat berhasil”

Contoh:  تَشَجَّعَ زيدٌ    “Zaid memberanikan diri”

c. لاتِّخَاذِ الفاعل أصْلَ الفعل مفعولاً (Menjadikan fa’il menjadi asli  fi’il  maf’ul)

Contoh:  تَبَنَّيْتُ يوسفَ   “Aku jadikan Yusuf sebagai anak angkat”

d. للدِّلالة على مُجَانَبَة الفعلِ  (Menjauhi perbuatan atau asal fi’il)

Contoh:  تَذَمَّمَ زيدٌ   “Zaid menjauhkan diri dari perbuatan tercela”

e.  للصّيرورة

Contoh:  تَأَيَّمْتُ الْمَرْأَةُ   “Perempuan itu menjadi janda”

f. للدّلالة على حُصُولِ أصْلِ الفِعلِ مَرَّةً بَعْد أُخرى  (Terjadinya asal fi’il berkali-kali)

Contoh:  تَجَرَّعَ زيدٌ   “Zaid minum seteguk demi seteguk”

g. للطَّلَب (Meminta)

Contoh:  تَبَيَّنَ زيدٌ الأُستاذَ   “Zaid minta penjelasan pada ustadz”


3. Ifta’ala – yafta’ilu (  إِفْتَعَلَ - يَفْتَعِلُ)

Pada pembahasan yang ke tiga ini di bab Tsulasi Mazid Biharfaini (2 huruf) adalah wazan Ifta’ala – yafta’ilu (  إِفْتَعَلَ - يَفْتَعِلُ). Tandanya adalah dengan tertambahnya Hamzah (إ  ) di awal kata dan ta (ت  ) di   antara fa dan ‘ain. 

Diantara faidah yang dapat kita ambil dalam wazan Ifta’ala – yafta’ilu (  إِفْتَعَلَ - يَفْتَعِلُ). adalah sebagi berikut :

a. لمُطاوعة "فَعَلَ"

Contoh:  جَمَعْتُ الإبِلَ , فَاجْتَمَعَ

“Aku kumpulkan unta itu, maka unta itu menjadi berkumpul”

b. للإتِّخاذ (Membuat)

Contoh:  اخْتَبَزَ زيدٌ   “Zaid membuat roti”

c. لزِيادة المُبالغة (Menambah arti mubalaghoh)

Contoh:  اكْتَسَبَ زيدٌ   “Zaid berkerja keras (susah payah)”

d. لِمعنى "فَعَلَ"

Contoh:  اجْتَذَبَ زيدٌ   “Zaid menarik”

e. لمعنى "تَفَاعَلَ" التى للمشاركة

Contoh:  اخْتَصَمَ زيدٌ وعمروٌ   “Zaid dan Amar bertengkar”

f. للطَّلب

Contoh:  اكْتَدَّ زيدٌ عمرًا   “Zaid meminta Amar agar bekerja keras”


4. Infa’ala – yanfa’ilu ( إِنْفَعَلَ - يَنْفَعِلُ )

Pada pembahasan yang ke empat ini di bab Tsulasi Mazid Biharfaini (2 huruf) adalah wazan Infa’ala – yanfa’ilu ( إِنْفَعَلَ - يَنْفَعِلُ ). Tandanya adalah dengan tertambahnya Hamzah (إ  ) dan nun ( ن ) di awal kata.

Diantara faidah yang dapat kita ambil dalam wazan Infa’ala – yanfa’ilu ( إِنْفَعَلَ - يَنْفَعِلُ ). adalah sebagi berikut :

a. لمُطاوعة "فَعَلَ"

Contoh:  كَسَرْتُ الزُّجَاجَ فَانكَسَرَ   “Aku pecahkan kaca itu, maka kaca itu menjadi pecah”

b. لمُطاوعة " أفْعَلَ "  قليلاً

Contoh:  اَزْعَجَهُ, فَانْزَعَجَ   “Dia mengusirnya, maka terusirlah dia”


5. If’alla – yaf’allu ( إِفْعَلَّ - يَفْعَلُّ )

Pada pembahasan yang ke lima ini di bab Tsulasi Mazid Biharfaini (2 huruf) adalah wazan If’alla – yaf’allu ( إِفْعَلَّ - يَفْعَلُّ ). Tandanya adalah dengan tertambahnya Hamzah wasol (إ  ) di awal kata dan Tad’if di lam ( ّ ) 

Diantara faidah yang dapat kita ambil dalam wazan If’alla – yaf’allu ( إِفْعَلَّ - يَفْعَلُّ  adalah sebagi berikut :

a. للدِّلالة على الدُّخُولِ في الصِّفة (Menunjukkan masuknya fa’il pada suatu sifat)

Contoh:  اِحْمَرَّ الْبُسْرُ   “Buah kurma itu telah merah”

b. للمُبالغة (Melebihkan pada sifat)

Contoh:  اِسْوَدَّ اللَّيْلُ   “Malam itu sangat gelap”

c. للعيوب

Contoh: اَعْوَرَّ زيْدٌ    “Zaid menjadi buta sebelah matanya.”



Lanjut Part Selanjutya  👉  (3) Tsulasi Mazid Bitsalasati Ahruf (3 huruf)
Posting Komentar

Posting Komentar

close
-->