DuuDoxeek82MOCmc98xdi89lHUhYNPeEcNhBHoUk
Bookmark

Pengertian Fi'il Lazim Dan Muta'adi Beserta Contohnya


Lāzim dan Mutadādi (لازم ومتعدي) adalah dua istilah yang digunakan dalam tata bahasa Arab untuk mengklasifikasikan jenis kata kerja berdasarkan cara kata kerja tersebut berhubungan dengan objeknya.

A. Fi'il Lāzim (فِعْلٌ لَازِمٌ) – Kata Kerja Lazim

Fi'il Lāzim adalah kata kerja yang tidak membutuhkan objek langsung untuk melengkapi maknanya. Artinya, kata kerja ini sudah cukup dengan subjeknya saja, dan tidak perlu adanya objek yang mengikuti untuk menyelesaikan arti kalimat.

1. Ciri-ciri Fi'il Lāzim:

  • Tidak diikuti oleh objek (mafhūm).
  • Hanya membutuhkan subjek untuk membentuk kalimat yang lengkap.

2. Contoh Fi'il Lāzim:

1. Ja'a (جَاءَ) – datang

Ja'a al-mudarris (جَاءَ ٱلْمُدَرِّسُ)

Artinya: Guru datang.

Kata kerja "ja'a" (datang) tidak memerlukan objek setelahnya untuk membuat kalimat ini memiliki arti yang jelas.

2. Qāma (قَامَ) – berdiri

Qāma al-ṭālib (قَامَ ٱلطَّالِبُ)

Artinya: Siswa berdiri.

Kata kerja "qāma" (berdiri) tidak membutuhkan objek langsung.

3. Māta (مَاتَ) – mati

Māta al-ḥayawān (مَاتَ ٱلْحَيَوَانُ)

Artinya: Hewan itu mati.

Kata kerja "māta" (mati) juga tidak memerlukan objek langsung.

B. Fi'il Mutadādi (فِعْلٌ مُتَعَدِّي) – Kata Kerja Transitif (Memiliki Objek)

Fi'il Mutadādi adalah kata kerja yang membutuhkan objek langsung untuk melengkapi maknanya. Dalam kata kerja ini, aksi yang dilakukan oleh subjek ditujukan pada objek. Kata kerja ini memerlukan objek yang langsung terpengaruh oleh aksi tersebut.

1. Ciri-ciri Fi'il Mutadādi:

  • Memerlukan objek (mafhūm) untuk melengkapi maknanya.
  • Aksi dalam kalimat ditujukan kepada objek tertentu.

2. Contoh Fi'il Mutadādi:

1. Daraba (ضَرَبَ) – memukul

Daraba al-walad (ضَرَبَ ٱلْوَلَدُ)

Artinya: Anak itu memukul.

Kata kerja "daraba" (memukul) membutuhkan objek "al-walad" (anak) untuk menyelesaikan arti kalimat.

2. Aklā (أَكَلَ) – makan

Aklā al-ṭā‘ām (أَكَلَ ٱلطَّعَامَ)

Artinya: Dia makan makanan.

Kata kerja "aklā" (makan) membutuhkan objek "al-ṭā‘ām" (makanan).

3. Qara'a (قَرَأَ) – membaca

Qara'a al-kitāb (قَرَأَ ٱلْكِتَابَ)

Artinya: Dia membaca buku.

Kata kerja "qara'a" (membaca) membutuhkan objek "al-kitāb" (buku).

C. Perbedaan Antara Fi'il Lāzim dan Fi'il Mutadādi:

1. Fi'il Lāzim: Tidak membutuhkan objek.

Contoh: Ja'a (datang), Māta (mati), Qāma (berdiri).

Kalimat: Ja'a al-rajul (رَجَعَ ٱلرَّجُلُ) – Laki-laki itu datang.

2. Fi'il Mutadādi: Membutuhkan objek untuk melengkapi makna.

Contoh: Daraba (memukul), Aklā (makan), Qara'a (membaca).

Kalimat: Daraba al-ṭālibu al-kitaaba (ضَرَبَ ٱلطَّالِبُ ٱلْكِتَابَ) – Siswa itu memukul buku.

D. Perubahan Bentuk Fi'il Lazim dan Muta'adi

1. Fi'il Mutadādi sering membutuhkan mafhūl (objek) yang memengaruhi tindakan.

2. Fi'il Lāzim hanya membutuhkan subjek untuk memahami arti kalimat, tanpa perlu objek tambahan.

E. Kesimpulan 

Fi'il Lāzim adalah kata kerja yang tidak memerlukan objek langsung, dan aksinya cukup dilakukan oleh subjek saja.

Fi'il Mutadādi adalah kata kerja yang memerlukan objek untuk menyelesaikan maknanya, karena aksi kata kerja tersebut ditujukan pada objek yang terlibat.

Semoga penjelasan ini bisa membantu memahami konsep Fi'il Lāzim dan Fi'il Mutadādi dengan lebih baik!

Posting Komentar

Posting Komentar

close
-->