MUSLIMKREATIF.COM - Kantor Media Pemerintah di Gaza pada Senin (28/7/2025) memperingatkan bahwa lebih dari 40.000 bayi di bawah usia satu tahun terancam kematian perlahan akibat blokade ‘Israel’ yang telah berlangsung selama lebih dari 150 hari, yang melarang masuknya susu formula bayi ke Jalur Gaza.
Dalam pernyataan yang dikutip oleh Anadolu Agency, disebutkan bahwa Gaza kini berada di ambang bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, di mana ribuan bayi menghadapi genosida diam-diam yang dilakukan melalui kelaparan sistematis.
Kantor media menyerukan pembukaan segera dan tanpa syarat terhadap semua perlintasan perbatasan Gaza, serta mendesak masuknya bantuan kemanusiaan termasuk susu bayi secara cepat dan teratur. Mereka juga menegaskan bahwa ‘Israel’, para pendukungnya, dan komunitas internasional sepenuhnya bertanggung jawab atas setiap nyawa yang hilang akibat blokade ini.
Kelaparan dan Malnutrisi yang Mematikan
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sejak Oktober 2023, 147 warga Palestina, termasuk 88 anak-anak, telah meninggal akibat kelaparan dan malnutrisi. Angka ini diperkirakan terus bertambah seiring minimnya akses terhadap makanan, air bersih, dan layanan medis dasar.
Di tengah kekacauan ini, tim medis dari Palang Merah Palestina (PRCS) berhasil menyelamatkan seorang bayi dari rahim ibunya yang tewas dalam serangan udara ‘Israel’ di wilayah Al-Mawasi, Gaza selatan. Dalam kondisi medan yang sangat sulit dan kekurangan peralatan medis, tim PRCS melakukan operasi caesar darurat dan membawa bayi tersebut ke unit perawatan intensif bayi baru lahir.
Sementara itu, ‘Israel’ kembali melancarkan serangan udara di seluruh Gaza pada Senin (28/7), menewaskan setidaknya 50 orang dan melukai puluhan lainnya. Serangan ini terus berlangsung meski adanya kecaman internasional terhadap aksi militer yang telah menewaskan lebih dari 59.000 warga Palestina dan melukai lebih dari 142.000 orang sejak 7 Oktober 2023.
‘Israel’ kini tengah diselidiki oleh Mahkamah Internasional (ICJ) atas tuduhan genosida, dan sejumlah pejabat tinggi termasuk Benjamin Netanyahu telah resmi menjadi buronan Mahkamah Pidana Internasional (ICC). Namun, hingga saat ini, dukungan finansial dan politik dari negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, terus menopang agresi militer tersebut.
Sumber : arrahmah.id
Posting Komentar